1.Kaitan erat logika dan bahasa
* Ada dua aspek penting dalam pemikiran, yaitu aspek kegiatan mental (=bahwa penalaran itu berlangsung dalam batin) dan aspek ekspressi verbal (=bahasa untuk menyatakan isi pemikiran)
 
* Melalui bahasa, kita dapat mengkomunikasikan  penalaran kita, dan dengan demikian dapat diuji tepat-tidaknya. 
* Penalaran yang baik menuntut kemampuan  penggunaan bahasa yang baik pula
* Salah satu fungsi bahasa adalah fungsi logis, yakni dimana bahasa digunakan untuk menalar, menganalisis dan menjelaskan suatu masalah atau argumen. Melalui bahasa orang bisa menerima atau menolak kebenaran dari pernyataan-pernyataan atau teori yang dikemukakan.
* Secara analog, pemikiran manusia dapat diibaratkan sebagai sebuah rumah tembok, yang tersusun dari beberapa kamar dan yang dibentuk oleh bata-bata.
Demikianlah penalaran tersusun dari putusan-putusan (proposisi), dimana suatu putusan dibentuk oleh  pengertian (konsep)
*Logika sepadan dengan bahasa
-Suatu pengertian dihubungkan dengan pengertian lain,  akan menghasilkan putusan. Beberapa putusan dihubungkan, akan menghasilkan suatu penyimpulan
-Begitu juga bahasa. Satuan terkecil yang memiliki arti adalah “kata”. Dua atau lebih kata digabung, akan membentuk kalimat. Kalimat-kalimat kita susun menjadi suatu komposisi.
-Dengan demikian, unsur-unsur pokok pemikiran  manusia (pengertian, putusan dan penalaran / penyimpulan) mendapat padanannya dalam bahasa.
Kesejajaran antara logika dan bahasa
  Pengertian (konsep),    - Kata (morfem)
  Putusan (proposisi) - Kalimat
  Penalaran/penyimpulan - Komposisi
2. Namun logika bukanlah bahasa
- Bahasa ada bermacam-macam, gramatika dan kosa katanya berbeda
- Namun kaidah berpikir ilmiah diharapkan sama, walau diungkapkan dengan       bahasa-bahasa yang strukturnya berbeda.
- Jadi, di balik keanekaan bahasa, diandaikan adanya satu kaidah berpikir, yaitu logika.
- Hal yang kita tunjuk dengan kata Indonesia ‘pasar’, dapat diungkapkan dengan aneka kata lain, ‘market, ‘Markt’, ‘marche’, dsb. Semua kata itu punya arti  atau acuan yang sama. Dan itulah yang kita sebut dalam logika sebagai ‘konsep’ atau “pengertian”.
-Begitu juga hubungan antara konsep dengan konsep (yang menghasilkan putusan),  meskipun diatur oleh  gramatika yang berbeda-beda, namun didasari oleh  relasi logis yang sama.
-Maka, dibalik aneka perbedaan tata bahasa itu, kita perlu mengetahui dengan pasti apa yang sebenarnya mau diungkapkam melalui ungkapan verbal atau tulisan itu.
Misalnya:
 - “Ibu tidak pergi ke pasar” (Indonesia)
 - “Mather doesn’t go to the market” (Inggris)
 - “Muter gehst nicht nach den Markt” (Jerman)
  
   Bandingkan kata kerja dari ketiga kalimat itu (tidak pergi, melakukan tidak pergi, pergi tidak). Ketiganya jelas berbeda, namun relasi logis di belakangnya tetap sama, yakni hanya mau menyatakan bahwa konsep ‘A’ (ibu) dan konsep ‘B’ (orang yang pergi ke pasar) tidak berhubungan.
Jadi relasi logisnya hanya mau mengatakan bahwa  A bukanlah B, atau :  A  B
LOGIKA DAN BAHASA
Selasa, 05 April 2011
Diposting oleh
jafar shodiq sahrudin
di
03.01
 
 
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

0 komentar:
Posting Komentar